Perkara itu emang tidak bisa
dihindarkan, Seperti Junot yang sekarang ini punya perkara dengan uang yang
semakin menipis di akhir bulan. Maklum, hanya anak
kos-an, mengandalkan uang kiriman dari nyokap dan bokap di kampung. Nasib emang tidak berpihak baik sama Junot,
buktinya, sekedar buat beli cukuran bulu dadapun, Junot mesti mikir uangnya
dari mana. Enggak mungkin dong pakai cukuran yang sudah karatan. Akhirnya,
karena sudah kehabisan akal, cara terakhir yaitu pinjem cukuran bulu ceweknya,
dan segera mungkin Junot mengirim sms.
“Yank, punya cukuran enggak?”,
sambil nunggui balesan sms, Junot sibuk narik-narik bulu hidungnya.
“Punya yank, kenapa?”, yaelah
pakek nanya lagi ---batin Junot dalam hati---. “Boleh pinjem, enggak? Bulu-bulu
abang udah panjang semua nih, mau minta cukur. Apalagi bulu dada abang,
rimbunnya pohon sakura, kalah sama rimbunnya bulu dada abang”, balas Junot
sambil sibuk garuk-garuk kepala yang penuh ketombe. “Yaelah abang, bangga bener
punya bulu dada rimbun. Boleh aja sih mau pinjem, tapi bang, cukurannya habis
dipakai nyukur bulu ketek. Emang abang mau?”. Sambil membaca sms, Junotpun
bergidik geli membayangkannya, karena sudah tidak berniat lagi mau pinjam,
smspun diabaikan.
Keesokannya, melihat keadaan
dompet yang tak kunjung sembuh dari sakit, Junot terus mencari akal, bagaimana
cara melanjutkan hidupnya seminggu kedepan dengan uang yang super pas-pasan.
Untuk beli sekedar mie instan, masih cukup, tapi buat pengeluaran beli cukuran
yang susah diwujudkan. Malam minggu nanti, pacarnya mau ngajakin ke kondangan.
Lumayan bisa hemat buat isi perut, tapi Junot enggak pede dengan keadaan bulu
dadanya, sudah mencoba pakai baju
kemeja, tapi bulu-bulunya masih saja nimbul. Mencoba pakai kaos, pacarnya pasti
marah karena baju mereka jadinya enggak cocok.
Mau pinjem cukuran sama teman,
Junot enggak tega membayangkan cukurannya itu habis dipakai buat cukur yang
lain. Alhasil, kalau sampai menjelang hari-H buat kondangan masih belum bisa
nyukur, bulu dadanya akan dikuncir kepang dua.
Malam Jumat ini, pacarnya
berkunjung ke kos-an. Cuaca diluar, lagi tidak bersahabat. Hujan yang sedari
tadi tidak berhenti membuat dinginnya sampai menusuk tulang. Melihat keadaan
super dingin ini, Junot enggak tega, membiarkan pacarnya hanya makan angin
dingin, bermodalkan uang Rp 5.000, Junot pergi ke luar sekedar membeli mie
instan. Jaketpun sudah dia kenakan dari tadi kerena menghemat pemakaian kaos
biar tidak banyak cucian pakaian. Junot pergi sendirian, pacarnya dibiarkan hanya
menunggu kos-an. Tidak lama kemudian, Junot pulang dengan menenteng 2 bungkus mie dan siap dimasak. Setelah,
selesai masak dan memakannya, badan terasa hangat dan Junot segera melepas
jaketnya. Sial!, resleting jaketpun nyangkut dibulu dada. Padahal tadi junot sudah berhati-hati untuk membuka.
Kepanikan pun melanda Junot dan pacarnya. Walaupun sudah dicoba pelan-pelan
tapi masih saja tidak bisa, dan malah hanya membuat Junot berteriak kesakitan. “Yasudah
yank, kamu mesti nahan sakit, aku tarik paksa resletingnya, tapi itulah,
bulu-bulumu akan rontok dengan indahnya” ucap pacarnya seraya terrsenyum jahil.
Sial, masih sempat-sempatnya pula dia mau jahil ---batin Junot---. Tapi,
setelah Junot pikir-pikir, daripada dia menahan sakit lebih lama, mendingan
menahan sakit sekarang, dengan anggukan kecil, Junotpun mengiyakan, dan
seketika teriakan-teriakan itupun terjadi. Junot meringis sampai keluar air
mata, dan jatuh lemas terduduk sambil mengelus-elus dadanya yang kini pitak.
#FF
#Perkarabuludada
#FF
#Perkarabuludada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar